• Integrasi Ilmu dan Adab, Prioritas Kami.
Thursday, 21 November 2024

Kuantitas Taqwa Yang Berkualitas*

Kuantitas Taqwa Yang Berkualitas*
Bagikan

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى شَرَعَ عُقُوْبَةَ الْعُصَاةِ رَدْعًا لِلْمُفْسِدِيْنَ. وَصَلَاحًا لِلْخَلْقِ أَجْمَعِيْنَ. وَكَفَّارَةً لِلطَّاغِيْنَ الْمُعْتّدِيْنَ.

وَأَشْهَدُرأَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ. وّأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ النَّبِيِّيْنَ وَقّاعِدُ الْمُصْلِحِيْنّ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ, أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِى بِتَقْوَ اللَّهِ وَطَاعَتِهِ لّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

. يَاأَيّهَا الّذَيْنَ آمَنُوْا اتّقُوا اللهَ حَقّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنّ إِلاّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

 

Bertakwalah kepada Allah. Tingkatkan kualitas dan kuantitas ketaqwaan kita. Lalu apa sebenarnya Taqwa itu. Imtisalu awaamirillah, ijtinaabu nawahih.

Kenapa?

Karena orang yang paling mulya dimata Allah, adalah mereka yang paling bertaqwa kepadanya. Allah berfirman:

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلنَّاسُ إِنَّا خَلَقۡنَـٰكُم مِّن ذَكَرࣲ وَأُنثَىٰ وَجَعَلۡنَـٰكُمۡ شُعُوبࣰا وَقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوۤا۟ۚ إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِیمٌ خَبِیرࣱ

Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti. (Surat Al-Hujurat: 13)

Oleh karenanya, mari kita tingkatkan kuantitas ketakwaan kita kepada Allah. Apa maksudnya? Perbanyak amal ibadah, amal shalih, karena itu adalah manifestasi dari taqwa. Misal,

الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ

“(Orang yang bertaqwa) mereka yang beriman kepada yang gaib, yang mendirikan sholat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka.”

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَطِيْعُوا اللّٰهَ وَاَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَاُولِى الْاَمْرِ مِنْكُمْۚ فَاِنْ تَنَازَعْتُمْ فِيْ شَيْءٍ فَرُدُّوْهُ اِلَى اللّٰهِ وَالرَّسُوْلِ اِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ ذٰلِكَ خَيْرٌ وَّاَحْسَنُ تَأْوِيْلًا

“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan hari kemudian.

Dan masih banyak lagi perintah Allah untuk kita terkait implementasi ketaqwaan yang jika semakin banyak perintah Allah kita kerjakan, maka semakin baik kuantitas ketakwaan kita

Tapi, tidak hanya kuantitas atau jumlah. Jadikanlah ketaqwaan kita ini berkualitas. Bagaimana? Kawal ibadah-ibadah kita dengan ilmu. Sholat siang malam, tapi tidak menggunakan ilmu, bisa saja nihil.

Allah perintahkan kita membaca Alquran. Rosulullah perintahkan kita membaca Alquran. Tapi jikalau kita tidak mempelajari bagaimana tata aturan dan cara yang benar membaca Alquran, bagaimana aturan melafalkan bacaan quran dengan benar. Boleh jadi, bukan pahala kita dapat.

Pelajari ilmu tajwid, aturan bagaimana melafalkan huruf hijaiyyah, phonology (tatabunyi/cara pengucapan), kapan harus berhenti, kapan tidak boleh berhenti saat membaca Al-Quran.

Dan ingat, rosul dan para sahabat, tidak belajar tajwid, tidak belajar tatabahasa arab. Dan ini adalah bidah. Tapi menuntut ilmu tajwid harus kita lakukan.

Nah disinilah diperlukan bagi kita pemahaman yang luas dan tidak kaku.

Semoga bermanfaat

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ

وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ

وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

*)disarikan dari khutbah Jumat oleh Ahmad Zainal Muttaqin, M.Pd

SesudahnyaPertemuan Rosulullah SAW dan Nabi Khidir as*
Tahun Berdiri1979