Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jaelani. (Part 1)
Syaikh Abd Qadir Jailani
Mengenal Nasab Syaikh Abdul Qadir Jaelani
Masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Jawa tentu tidak asing lagi dengan Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jaelani. Manakib yang memiliki nilai lebih dari hanya sekedar karya sastra ini berisi tentang kisah kehidupan seorang Syaikh Abdul Qadir Jaelani beserta karomah-karomah yang dimiliki oleh beliau. Bahkan membacakan manaqib Syaikh Abdul Qadir jaelani bagi sebagian masyarakat Jawa telah membudaya dan dianggap memberikan keberkahan bagi si mpunya hajat. Pembacaan manaqib ini biasa dilakukan dalam sebuah acara tertentu yang dibacakan oleh seorang Kyai atau Ustadz di kampung-kampung.
Tentu dengan mengharapkan keberkahan dari wasilah mencintai para kekasih Allah SWT seperti Syaikh Abd Qadir Jaelani merupakan kebudayaan yang tidak bisa dikatakan bertentangan dengan syariat Islam, menurut mereka yang melakoninya.
Bahkan, seorang qari’ manaqib akan memberikan penjelasan kepada para pendengar disela-sela pembacaanya tersebut. Yang tentu saja hal ini akan semakin membuat pendengar mengetahui, mengerti, dan memahami apa yang sedang dibacakan. lebih-lebih pendengar akan lebih mengenal siapa sosok Syaikh Abd Qadir jaelani tersebut.
Salah satunya, dikutip dari kitab Tijan al Jawahir fi Manaqib al Sayyid Abdul Qadir yang berisikan beberapa manqabah Syaikh Abd Qadir Jaelani, diantaranya:
- Nasab Syaikh Abdul Qadir Jaelani (Manqabah pertama)
Adapun nasab Syaikh Abd Qadir jailani adalah, Syaikh Abd Qadir Jailani bin Abu Shalih Zanki Dawsat bin Abdullah bin Yahya al Zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa al Tsani bin Abdullah al Tsani bin Musa al Juuni bin Abdullah al Mahdi binHasan al Mutsanna bin Sayyidina Hasan bin Sayyidina ‘Ali Karromallahu wajhah.
Ini berarti telah amat jelas bahwa Syaikh Abdul Qadir Jaelani memiliki nasab yang begitu tinggi dan terhormat. Sehingga, sebagian ulama melakukan tawassul melalui keutamaan Syaikh Abdul Qadir Jaelani beserta para keluarganya hingga sampai pada baginda Rosulullah SAW.
Berikut nadzam tawassul sebagaimana yang tertuang dalam kitab tersebut,